Drama 6 Orang


Drama untuk 6 orang. namun dapat dimodifikasi sesuai jumlah anggota kelompok. Gak ada copas dari manapun. Maaf kalau banyak kata yang tidak baku. Semoga membantu!




Ssst, it’s a secret


Tema: Persahabatan
Tokoh:
1.   Kayla   
2.  Elita   
3.  Felicia 
4.  Olivia 
5.  Sheryl  
6.  Ivy  
Tempat : Di Kelas



Dipagi hari, Elita, Felicia, Sheryl, dan Ivy masuk bersamaan ke kelas.

Ivy  : “eh, Ta, kemarin kamu liburan kemana?”
Elita : “aku? Cuma ke Bali kok.”
Ivy  : “ooh”
Felicia : “oleh-oleh buat kita mana Ta?”
Elita : “Nih” (tangan menunjuk ke tas) “gak mungkinkan aku lupa sama kalian?”
Sheryl : “mana? Keluarin lah....”
Elita : “sabar dikit dong, kita aja belum letak tas”
Sheryl : “oke....oke....”

(setelah meletakkan tas)
Elita : “ni” (sambil mengeluarkan bungkusan dari tasnya)
Sheryl : “aku mau yang ini!” (mengambil salah satu oleh-oleh)
Ivy  : “hmm, kayaknya aku pernah liat deh sebelumnya, di...”
Felicia : “di film korea kan??!!”
Ivy  : “iya! Biasanya digantung gitu ya?”
Elita : “iya, namanya penangkap mimpi. Penangkap mimpi itu tradisinya orang-orang Indian...”
Ivy  : “siapa...?”
Elita : “orang-orang in...” (belum selesai ngomong)
Ivy  : (dengan cepat memotong) “...yang nanya?”
Elita : “hufff” (cemberut)
Felicia, Sheryl : “hahaha”

Saat asyik bercanda, tiba-tiba Olivia datang.

Ivy  : “Olivia! Sini deh! Elita bawa oleh-oleh untuk kita nih”
Elita : “Bagus bagus loh....”
Olivia : “oh ya? Mana?”
Elita : “Nih,pilih aja yang kamu suka”
Felicia : “liat dong yang warna abu abu itu”
Elita : “hah? yang mana?”
Felicia : “itu ha,yang di tengahnya ada permata biru”
Elita : “ooh, yang ini?”
Felicia : “iyaa”
Elita : “hei, felicia,matamu sakit ya? Jelas- jelas ini warna nya putih! Hhhh”
Felicia : “eh? Iya ya? Hehehe”
Elita : “apa perlu aku pinjamkan kacamata nya kayla?”
Kayla : “iya nih, aku pinjamin sebentar, mau nggak?”
Felicia : “hehehe,gak perlu kok”
Olivia : “eh,vy, kalau gak salah waktu itu katanya kamu liburan ke Bandung ya?”
Ivy  : “iya”
Sheryl : “kamu udah janji loh sama kita, bawain oleh-oleh”
Ivy  : “tenang aja, aku bawa kok”
Felicia : “apaan nih vy ?”(sambil mengambil barang yang sedikit keluar dari tas ivy)
Ivy  : “ih, main ngambil aja, buat kalian tuh”
Sheryl : “waah, yang ini bagus deh” (sambil mengangkat oleh-oleh dari Ivy)

Tanpa mereka sadari, Kayla yang sedang membaca, diam-diam memperhatikan oleh-oleh yang sedang di pegang oleh sheryl.

Kayla : “bagus deh. ” (gumam kayla)

Bel masuk berbunyi, buru-buru Felicia, Olivia, dan Ivy kembali ke bangkunya masing-masing sambil membawa oleh-oleh yang telah didapat. Karena terburu-buru, setelah duduk Sheryl hanya meletakkan penangkap mimpi miliknya di laci sampai pulang.

Keesokan harinya...

Sheryl yang pertama datang, bergegas meletakkan tas di bangkunya dan mencari penangkap mimpi miliknya yang kemarin ketinggalan di lacinya.

Sheryl : “kalau gak salah, kemarin ketinggalan di laci deh. Kok gak ada ya?” (nada bingung)
Kayla : “pagi Sheryl” (masuk kelas dan meletakkan tasnya)
Sheryl : “pagi. La, liat gantungan kunci aku gak? Yang warna ungu itu...”
Kayla : “hmmm, yang mana ya?”
Sheryl : “ya udah deh. Kamu gak tau barangnya”
Kayla : “oo, ya udah” (mengeluarkan sebuah buku dan membacanya)

Olivia dan Elita yang baru datang, heran melihat muka Sheryl yang kebingungan.

Olivia, Elita : “hai Sheryl” (serempak)
Sheryl : “hai” (muka cemberut sambil mendekati Olivia dan Elita) “kalian liat penangkap mimpi punya aku gak?”
Olivia : “tidak. Kenapa? hilang ya?”
Sheryl : “iya”
Olivia : “Emang kemarin kamu letak dimana?”
Sheryl : “kemarin aku letak di laci Liv. Tapi pas mau pulang aku lupa ngambil. Tadi pagi aku mau ngambil, udah gak ada”
Elita : “udah kamu masukkin tas gak?” (sambil meletakkan tas)
Sheryl : “tidak, kemarin itu aku gak ada ngambil apapun dari laci pas. Aku aja gak ada ngecek laciku”
Olivia : (meletakkan tas, dan mengeluarkan sebuah buku) “nanti aja deh nyarinya. Sekarang temenin aku fotokopi buku ini dulu yuk. Mumpung belum bel.
Sheryl : “hmm, iya deh”
Elita : “ok”

Saat mereka mau keluar untuk menemani Olivia fotokopi, Ivy dan Felicia datang.

Ivy  : “eh, kalian mau kemana?”
Olivia : “mau fotokopi ini” (menunjukkan buku yang akan difotokopi)
Felicia : “ikuuuut!” (bergegas meletakkan tasnya)
Ivy  : “aku juga mau ikut” (bergegas meletakkan tasnya)

Selesai fotokopi...

(Elita, Felicia, Olivia, Ivy, dan Sheryl masuk kedalam kelas)

Kayla : “Sher, gantungan kunci kamu yang hilang itu, maksudnya ini ya?” (menunjukkan penangkap mimpi milik Sheryl)
Sheryl : “iya!” (mengambil penangkap mimpi miliknya) “ketemu di mana?”
Kayla : “di bawah kursi aku”
Sheryl : “loh, kok aku nyari gak ketemu ya?”
Ivy  : “kamunya aja paling yang gak bener nyarinya”
Sheryl : “udah aku cari Vy, masa gak percaya?”
Ivy  : “em...” (terpotong oleh ucapan Olivia)
Olivia : “udahlah.” (meleraikan adu mulut Sheryl dan Ivy) “Kan udah ketemu barangnya”
Sheryl : “iya juga sih”

Bel istirahat berbunyi...

Ivy  : “aahhh, akhirnya istirahat juga” (merenggangkan badannya)

Sheryl : “nih Fel, penanya. Makasih ya” (mengembalikan pena yang dipinjamnya ke Felicia)
Felicia : “sama-sama”

Melihat pena, Elita jadi teringat pena yang didapatnya dari oleh-oleh Ivy.

Elita : “eh, pena aku tadi dimana ya?” (meraba kantongnya dan melihat laci)
Ivy  : “tadi kamu letak dimana?”
Elita : “tadinya di atas meja. Tapi aku gak nyadar kalau udah hilang”

Melihat kesibukan di bangku Elita, Sheryl dan Felicia menghampirinya.

Sheryl : “ada apa Ta?”
Elita : “pena aku hilang” “atau kalian yang nyebunyikan ya...”
Sheryl : “eeh, enak aja, asal nuduh”
Felicia : “iya tuh. Buktinya mana?”
Elita : “manatau kan? Biasanya sih gitu” (memasang muka cemberut dan menghampiri Olivia) “Ol, liat pena aku gak?
Olivia : “pena yang kayak kita itu ya? Kalau itu gak tau ta”
Elita : “yah, dimana ya?”
Sheryl : (menghampiri Elita) “ta, gimana kalau kamu minta cariin sama Kayla”
Elita : “kok sama dia?”
Sheryl : “soalnya, dia tadi bisa nemuin penangkap mimpi aku yang hilang. Manatau dia juga   bisa nemuin pena kamu”
Elita : “boleh juga, usulmu” (menghampiri bangku Kayla) “Kayla”
Kayla : “ya?” (menutup buku yang sedang dibacanya)
Sheryl : (menghampiri bangku Kayla) “kamu kan tadi bisa nemuin gantungan kunci aku. Bisa minta tolong gak?”
Kayla : “boleh, apa?”
Felicia : (menghampiri bangku Kayla) “nih, Elita kehilangan penanya. Bisa tolong cariin gak?”
Kayla : “oh, itu. Aku gak yakin deh”
Olivia : “loh, kenapa?”
Kayla : “soalnya, tadi itu aku cuma kebetulan aja”
Elita : “gakpapa deh. Manatau kamu nemu. Tolong ya? Plisss”
Kayla : “hmmm, iya deh. Tapi kamu janji gak akan nanya dimana aku menemukannya ya?”
Olivia : “kok gitu?”
Kayla : (berusaha mengalihkan topik pembicaraan) “eh, temen aku udah nunggu di luar. Aku pergi dulu ya, daa” melambaikan tangannya)
Felicia : (spontan) “daaa” (sambil membalas lambaian tangan Kayla)
Olivia : “dia aneh deh. Kayak punya penyakit gitu”
Felicia : “jajan yuk. Aku udah lapar” (menarik tangan Sheryl)
Olivia : “iya, aku juga”
Elita, Ivy, Sheryl : “ok”

Setelah mereka selesai jajan...

(Felicia, Elita, Olivia, Ivy, Sheryl masuk ke kelas sambil bercanda)

Belum sampai mereka di bangkunya, Ivy melihat Kayla seperti sedang mencari sesuatu dari tas Felicia.

Ivy  : “ssst, liat deh” (berbisik ke teman-temannya)
Felicia : “eh, ngapain dia buka-buka tas aku?”
Ivy  : “gak tau. Samperin aja yuk!”
Elita, Felicia, Olivia, Sheryl : “ok!” (sambil berjalan mendekati Kayla)

Felicia : “hai La!”
Kayla : “eh, ya, kamu, Felicia. Ngapain disini? (terkejut, karena disapa secara tiba-tiba dan tampak menyembunyikan sesuatu ke belakang)
Felicia : “Ha?” (bingung karna Kayla tidak nyambung)
Kayla : “ehm, maksud aku, hai fel”
Felicia : “ooh. Ada apa ya, deket bangku kita?
Olivia : “eh La, kamu pegang apa tuh, dibelakang? Kok kayaknya sedang nyembunyikan sesuatu dari kita ya? (sambil berusaha melihat kebelakang Kayla)
Kayla : “enggak kok, gak ada apa-apa” (tersenyum kaku)
Ivy  : (berjalan kebelakang Kayla tanpa sepengetahuannya) “hei, liat! Itu penamu, Fel!” (sambil menunjuk pena Felicia yang sedang dipegang Kayla)
Kayla : “hah?” (membalikkan badan menghadap Ivy)
Felicia : “iya tuh! Pena aku!” (sambil merebut kembali penanya)
Ivy  : “ooo, jadi kamu selama ini yang suka nyuri barang-barang kita ya?” (mendekati Kayla) “dasar pen..” (tangan hendak menampar Kayla)
Kayla : (menahan tangan Ivy) “tunggu! Turunkan tanganmu dulu. Akan kujelaskan semuanya!”
Olivia : “sudahlah vy, dengarkan saja penjelasannya dulu”
Ivy  : “uggh! (melepaskan tangannya dari genggaman Kayla) “baiklah”
Kayla : “ja..ja..di, ss..se..benar..nya, a..ku... a..ku..” (terbata-bata karena ketakutan)
Ivy  : “cepetan geh, lama amat!”
Kayla : “i..iya.. iya..” (merubah posisi berdirinya) “ehm, jadi sebenarnya aku itu punya penyakit kleptomania” (kepala merunduk karna malu)
Olivia : “hmmm. Sudah kuduga” (bergumam kecil)
Sheryl : “apa? Kpletonia? Penyakit apaan tuh?”
Felicia : “bukan kpletonia Sheryl! Tapi klep-to-ma-ni-a. Kleptomania itu penyakit yg membuat orang itu kepingin mencuri terus...”
Sheryl : “ooh, hehehe”
Olivia : “hei, hei, mau dengerin Kayla gak nih?”
Felicia : “hehehe, maaf,maaf. Soalnya kan, tadi Sheryl ga tau arti kleptomania... lanjutin deh La”
Kayla : “jadi aku itu punya penyakit kleptomania, seperti yang kalian dengar dari Felicia tadi, aku itu bawaannya kepingin mencuri terus. Makanya aku ngambil barang-barang kalian” (volume suara semakin mengecil)
Olivia : “ooh”
Elita : “eh, gimana kalau kita bantu kamu mengatasi penyakit ini, La?”
Ivy  : “hah? Yang benar aja??!!”
Elita : “iya, kita bantu dia mengatasi penyakitnya”
Ivy  : “hhh, udah deh. Aku mau ke toilet dulu” (berlalu pergi)

Sheryl : “Vy! Ivy!” (berlari mendekati Ivy dan mencegatnya) “Vy, dengerin aku dulu dong. Kita kan Cuma mau bantuin masalahnya Kayla”
Ivy  : “dia kan selalu nyuri barang-barang kita Sher! Masa kamu gak ingat sih!”
Sheryl : “aku ingat. Tapi kan barangnya dikembalikan lagi”
Ivy  : “aku tau. Tapi itu tetap aja namanya mencuri. Ntar kalau dia deket kita, malah makin banyak barang yang dicurinya”
Sheryl : “makanya itu kita bantuin, Vy. Ga ada salahnya kan, kalo kita bantuin dia? Manatau dengan support dari kita, dia malah bisa mengatasi masalahnya. Kan bagus itu Vy!
Ivy  : “hufff, terserah kamu aja deh”
Sheryl : “yuk, kita gabung sama mereka lagi” (sambil menarik tangan Ivy)

Felicia : “jadi, mau kan, kita bantuin Kayla? (tersenyum ke Ivy)
Ivy  : “baiklah”
Elita : “nah, kita juga harus merahasiakan ini dari orang lain biar Kayla gak malu. Janji?” (mengacungkan jari kelingkingnya)
Felicia, Olivia, Sheryl : “janji” (mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Elita)
Elita : “Ivy...” (sambil mengacungkan jari kelingkingnya ke Ivy)
Ivy  : “iya..iya.. aku janji” (mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Elita)
Olivia : gitu dong. Sekarang, ini menjadi rahasia terbesar kita berenam!”
Kayla : “makasih ya semuanya...”

 The End :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...